Rabu, 26 Juni 2019

Evolusi

Pengertian evolusi :Evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Evolusi secara harfiah dapat diartikan sebagai perubahan perlahan-lahan. Oleh karenanya, yang dimaksud dengan evolusi biologi adalah perubahan/perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks.

Petunjuk-Petunjuk Evolusi 
Petunjuk evolusi digunakan untuk menjawab kebenaran tentang adanya evolusi. Petunjuk evolusiberupa fakta-fakta yang terdapat di bumi yang mendukung peristiwa evolusi sebagai berikut.
1. Variasi dari Individu-Individu dalam Satu Keturunan 
Kenyataan di alam tidak pernah ditemukan individu yang sama persis, meskipun dalam satu keturunan. Adanya perbedaan tersebut menimbulkan variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian. Darwin berpendapat variasi-variasi tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar, missal makanan, suhu, dan tanah. Jika individu yang telah mengalami perubahan berada pada tempat yang berbeda dari asalnya, dalam perkembangannya akan mengalami perubahan yang sifatnya menetap dan akan makin berbeda dengan nenek moyang dari tempat asal-usulnya. Darwin juga berpendapat pada peristiwa domestikasi spesies yang dimuliakan, manusia berasal dari spesies liar yang kemudian mengalami perubahan yang akhirnya terjadi variasi. Terjadinya variasi digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi yang mengarah pada terbentuknya spesies-spesies baru.
2. Petunjuk Fosil dari Berbagai Lapisan Bumi 
Fosil digunakan sebagai petunjuk evolusi karena merupakan sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah membatu yang berada pada lapisan-lapisan bumi. Lapisan-lapisan bumi menunjukkan tingkat usia bumi sehingga dapat dijadikan petunjuk adanya hewan atau tumbuhan pada masa-masa tertentu. Umur fosil ditentukan berdasarkan lapisan bumi tempat fosil ditemukan. Dengan membandingkan macammacam fosil dari berbagai lapisan bumi diperoleh petunjuk bahwa telah terjadi evolusi. Adanya perubahan bentukbentuk fosil dari lapisan bumi yang tua ke lapisan bumi yang muda, merupakan petunjuk mengenai adanya evolusi. Ditemukannya fosil kuda secara lengkap pada setiap zaman geologi menunjukkan adanya perubahan secara berangsur- angsur dalam waktu yang lama sesuai dengan perubahan masa. Kuda yang pertama ditemukan disebut Eohippus yang hidup pada zaman Eosin 60 juta tahun yang lalu. Perubahan-perubahan yang terjadi dari Eohippus sampai Equus adalah sebagai berikut.
·         Ukuran dari sebesar kucing berkembang sampai menjadi sebesar kuda seperti sekarang. 
·         Perkembangan kepala makin besar sehingga jarak antara ujung mulut dengan mata makin panjang.
·         Leher makin tumbuh panjang dan mudah digerakkan.
·         Perkembangan geraham depan dan belakang makin sempurna untuk menghancurkan makanan (rumput) secara mekanis.
·         Anggota tubuh makin panjang, sehingga kemampuan berlari makin cepat.
·         Perubahan bentuk dan jumlah jari kaki dari berjumlah 5 hingga tinggal satu jari yang tumbuh membesar dan panjang. Jari ke-2 dan ke-4 mereduksi hingga tidak berfungsi lagi.

3. Homologi Antarorgan-organ pada Makhluk Hidup 
Homologi adalah organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Homologi digunakan sebagai petunjuk evolusi dengan membandingkan asal-usul organ-organ makhluk hidup tersebut dari berbagai spesies. Contoh, tangan manusia homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan vertebrata lainnya, namun fungsi dari anggota depan masing- masing spesies tersebut berbeda. Sebaliknya, organ-organ yang sama fungsinya tetapi memiliki asalusul yang berbeda disebut analog. Contoh, sayap burung analog dengan sayap serangga. Macammacam anggota gerak itu pada spesies-spesies tersebut mengalami modifikasi yang adaptif.
4. Embriologi Perbandingan dalam Perkembangan Makhluk Hidup 
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio. Perkembangan embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya. Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi yang menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam perkembangannya (ontogeni) cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui nenek moyangnya (filogeni). Filogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari filum paling sederhana hingga paling sempurna. Ontogeni adalah sejarah perkembangan organism dari zigot sampai dewasa. Ontogeni organisme merupakan ulangan dari sejarah perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni merupakan ulangan singkat dari filogeni
Hasil gambar untuk embriologi perbandinganDalam embriologi perbandingan terdapat hubungan kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio. Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio menunjukkan makin dekatnya hubungan kekerabatan.
5. Pengaruh Penyebaran Geografis Makhluk Hidup 
Letak geografis berpengaruh terhadap faktor-faktor utama yang menentukan berbagai tipe atau karakteristik habitat tertentu. Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari.
Matahari bertanggung jawab tidak hanya sebagai intensitas cahaya yang tersedia untuk proses fotosintesis tetapi juga temperatur pada umumnya. Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembapan. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang sedikit membantu komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, dan rumput. Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi. Daerahdaerah biografi menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal, bagaimana mereka menyebar, dan bagaimana distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan tentang sejarahnya pada masa lalu.

Mekanisme evolusi
Dalam mekanisme evolusi sebagai berikut nih broo :
  • Seleksi Alam
    Makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan mampu bertahan hidup.
  • Mutasi Gen
    Perubahan susunan DNA dapat menimbulkan sifar baru.
  • Frekuensi Gen Dalam Populasi
    Perbandingan frekuensi gen dapat mengalami perubahan, adanya perubahan keseimbangan frekuensi gen dalam populasi menunjukkan adanya evolusi.
  • Hubungan Antara Waktu Dengan Perubahan Sifat Organisme
    Selama penciptaan makhluk hidup telah terjadi proses evolusi dalam waktu yang lama, proses tersebut menyebabkan terbentuknya spesies-spesies baru.
Rumus hukum Hardy – Weinberg yaitu ( p + q )2 = P2 + 2pq + q2 = 1. Syarat berlakunya hukum Hardy – Weinberg yaitu tidak terjadi mutasi, perkawinan secara acak, tidak terjadi aliran gen, populasi cukup besar, tidak ada seleksi alam.
Perkembangan Teori evolusi

Macam macam evolusi
Teori evolusi menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama. Evolusi dapat dikelompokkan berdasarkan arah, skala perubahan, dan hasil akhir dari evolusi tersebut. Evolusi berdasarkan arahnya dibedakan menjadi evolusi progresif dan evolusi regresif. Evolusi progresif terjadi apabila individu dapat bertahan hidup, sedangkan evolusi regresif terjadi apabila individu mengalami kepunahan. Evolusi berdasarkan skala perubahan evolusi dapat dibedakan menjadi makroevolusi dan mikroevolusi.
Evolusi berdasarkan hasil akhir dibedakan menjadi evolusi divergen dan konvergen. Evolusi divergen adalah apabila perubahannya berasal dari satu spesies menjadi banyak spesies baru, sedangkan evolusi konvergen apabila perubahannya didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ pada garis sama dari nenek moyang yang sama. Dengan mempelajari macam-macam evolusi diharapkan dapat lebih memahami tentang evolusi makhluk hidup. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam evolusi.
1. Evolusi Berdasarkan Arahnya
Berdasarkan arahnya evolusi dibagi menjadi dua, yaitu evolusi progresif dan evolusi regresif.
Hasil gambar untuk evolusi progresif

a. Evolusi Progresif
Evolusi progresif adalah evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup (survival). Bila setiap spesies hasil perubahan secara turun temurun mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya suatu ketika akan dihasilkan keturunan yang bervariasi dan mengarah terbentuknya spesies baru. Terbentuknya spesies baru akan meningkatkan keragaman hayati planet bumi.

Salah satu contoh evolusi progresif seperti yang terjadi pada burung finch di Kepulauan Galapagos yang dulu dipakai Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu, mereka memang berevolusi. Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar dua puluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.

b. Evolusi Regresif
Evolusi regresif adalah proses menuju pada kemungkinan kepunahan. Hal ini seperti yang terjadi pada dinosaurus. Prof. Michael Rampino dalam Discovery Channel berjudul “Catasthropic Past” menyebutkan bahwa kepunahan Dinosaurus dipicu oleh serbuan dari luar angkasa (meteor). Unsur iridium (hujan asam) yang merupakan unsur langka meteor pun banyak ditemukan di daerah bekas kawah meteor, yaitu sekitar 10 ribu kali lebih banyak dibandingkan kulit bumi yang lain. Menurutnya ini menjadi petunjuk hubungan antara meteor dengan kepunahan binatang besar tersebut.
2. Evolusi Berdasarkan pada Skala Perubahannya
Berdasarkan skala perubahannya, evolusi dibagi menjadi dua, yaitu makroevolusi dan mikroevolusi :
a.  Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala besar dan dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Makroevolusi dapat terjadi ketika mikroevolusi terjadi berulang kali selama jangka waktu yang panjang. Perubahan yang menyebabkan perbedaan yang lebih besar dan nyata diantara golongan taksonomi diatas spesies. Hal ini timbul dari serangkaian panjang kejadian spesies yang masing-masing membawa spesies keturunan makin jauh dari bentuk leluhur asli. Salahsatu contoh makroevolusi adalah kemunculan bulu selama evolusi burung dari dinosaurus teropoda.
Hasil gambar untuk evolusi divergen
b. Mikroevolusi
Mikroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada frekuensi gen atau kromosom. Mikroevolusi juga disebut sebagai "perubahan di bawah tingkat spesies". Perubahan ini disebabkan oleh empat proses yang berbeda: mutasi, seleksi  baik yang alami maupun buatan ), aliran gen, dan hanyutan genetik.Umumnya evolusi yang terpantau adalah contoh mikroevolusi, misalnya bakteri yang mendapatkan resistansi antibiotik.

3. Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir
Berdasarkan hasil akhir evolusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evolusi divergen dan evolusi konvergen.

a.  Evolusi Divergen
Evolusi divergen adalah munculnya individu yang memiliki bentuk morfologi berbeda walaupun berasal dari garis keturunan yang sama. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada vetebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
Pada tumbuhan contoh yang mudah diamati adalah Euphorbia echinus dan Euphorbia pulcherrima. Keduanya tumbuhan berasal dari garis keturunan yang sama namun memiliki bentuk morfologi yang sangat berbeda. E.echinus hidup di daerah gurun sehingga mengembangkan struktur duri dan akar yang panjang, sedangkan E.pulcherima hidup di tempat lembab sehingga tetap memiliki daun yang normal. Walaupun berasal dari garis keturunan yang sama, namun karena perbedaan tempat hidup akhirnya kedua jenis euporbia tersebut berkembang menjadi tumbuhan dengan bentuk yang jauh berbeda.

b. Evolusi Konvergen
Evolusi konvergen adalah munculnya individu dengan bentuk morfologi yang mirip walaupun berasal dari garis keturunan yang berbeda. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba – lumba. Ikan hiu dan lumba – lumba terlihat sama seperti organime yang berkerabat dekat, tetapi hiu ternyata termasuk dalam pisces sedangkan ikan lumba – lumba termasuk dalam mamalia.

Pada tumbuhan contoh yang mudah diamatii adalah pada tumbuhan kaktus Cereus Jamacaru dan euporbia Euphorbia echinus. Diantara E.jamacaru dan E. echinus memiliki bentuk morfologi yang mirip, dimana keduanya sama-sama memiliki daun yang dimodifikasi menjadi duri dan dilapisi zat lilin, juga adanya struktur akar yang sangat dalam menembus permukaan bumi.

C. jamacaru dan E. echinus adalah tumbuhan yang berbeda baik asal maupun garis keturunannya, namun keduanya memiliki kemiripan karena pengaruh dari tempat hidup yang sama, yaitu daerah gurun yang miskin kandungan air. Walaupun kedua tumbuhan tersebut tidak berkerabat dekat, namun karena memiliki habitat yang sama, mereka mengalami evolusi (perubahan) secara perlahan-lahan hingga akhirnya saat ini bentuknya menjadi sangat mirip
.

Spesiesi
Hasil gambar untuk spesiasi simpatrik

Empat mekanisne spesiesi :

·                     Speciasi adalah proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih spesies.
·                     Speciasi telah terpantau berkali-kali pada kondisi laboratorium yang terkontrol maupun di alam bebas.
·                     Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi reproduksi yang diikuti dengan divergensi genealogis.
Terdapat empat mekanisme spesiasi. Yang paling umum terjadi pada hewan adalah

1.                  Speciasi Allopatrik
2.                  Speciasi Peripatrik
3.                  Speciasi Parapatrik
4.                  Speciasi Sympatrik
1. Speciasi Allopatrik :

·                     Speciasi yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis,
·                     Barier geografis ini memungkinkan populasi terpengaruh oleh faktor lingkungan sperti makanan dll
·                     Maka terjadi fragmentasi habitat atau migrasi.
·                     Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme.
·                     Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang terisolasi
·                     Hal yang tegas terlihat ketika ini berjalan dalam waktu yang lama maka akan terjadi variasi yang mutasinya semakin besar , menyebabkan terjadinya isolasi intrinsik yang akan mengarah ke isolasi reproduksi sehingga akan menghalangi percampuran gen ,
·                     Pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur maka terbentuklah speciasi
·                     Contoh Xylocopa nobilis ( kumbang kayu) di Menado
2. Speciasi Peripatrik

·                     Speciasi yang terjadi ketika sebagaian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru.
·                     Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua.
·                     Dalam hal ini, adalah hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru didirikan oleh sejumlah individu yang sangat kecil.
·                     Akibat dari hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat berubah, baik secara genotipe ataupun fenotif dari populasi asalnya.
·                     Dalam kasus ekstrem ini menyebabkan speciasi yang nantinya mengarah ke terbentuknya evolusi
·                     Hilangnya variasi genetik ini, menyebabkan spesiasi cepat
·                     Karena melalui hanyutan genetika yang cepat dan seleksi terhadap gen yang kecil .
3. Speciasi Parapatrik

·                     Speciasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru,
·                     Namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi.
·                     Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara dua populasi.
·                     Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies.
·                     Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum , yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan.
·                     Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah.
·                     Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi.
·                     Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan "penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan perkawinan dalam spesies,
·                     serta peralihan karakter yang terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya
4. Speciasi Simpatrik
·                     Mekanisme spesiasi adalah spesies yang bebrbeda menghuni tempat yang sama berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat.
·                     Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan meng hilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya.
·                     Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan terjadinya perkawinan acak
·                     Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada habitat yang sama
·                     Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi
·                     Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid.
·                     Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk poliploid
Hasil gambar untuk spesiasi simpatrik

Isolasi geografis burung Finch di Kepulauan Galapagos menghasilkan lebih dari satu lusin spesies baru hal ini merupalan petunjuk bahwa variasi yang mengarah ke speciasi terjadi disini

Sejarah Evolusi Manusia

Sejarah manusia yang berasal dari primata cikal bakal adalah sebagai berikut.

1. Primata

Pada tahun 1871, Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul The Descent Of Man yang berisi tentang asal usul manusia. Pendapat Darwin tersebut didasarkan atas adanya hubungan kekerabatan antara manusia dengan primata. Hubungan kekerabatan tersebut juga dapat dilihat antara manusia (Hominidae) dan orang utan (Pongidae). Di antara bentuk persamaan tersebut dapat Anda lihat struktur tubuhnya, antara lain:
·         mata menghadap ke depan;
·         memilki kelenjar susu yang terletak di dada;
·         memiliki struktur, jumlah, dan macam kerangka yang sama;
·         organ darah mempunyai susunan kimia yang sama;
·        bentuk rahim dengan tipe simpleks.
Hasil gambar untuk tabel jenis manusia modern

2. Manusia Purba

Di antara penemuan yang ada adalah sebagai berikut.

a. Manusia Kera Afrika Selatan

Beberapa fosil manusia kera dari Afrika Selatan ditemukan oleh Raymond Dart (1829 – 1924). Beberapa penemuan tersebut antara lain Australopithecus africanus, Paranthropus robustus, Plesianthropus transvelensis. Menurut Raymond Dart, manusia kera Afrika Selatan memiliki karakteristik antara lain:
·         dapat berdiri tegak dan berjalan dengan dua kaki;
·         memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter;
·         memiliki volume otak hanya sekitar 450 – 600 cm3;
·         habitat hidup di tempat terbuka.

b. Manusia Kera Afrika Timur

Fosil ini ditemukan oleh Leakey dan diberi nama Australopithecus boisai yang memiliki ciri-ciri antara lain berbadan lebih kekar, gigi, dan tulang rahang lebih kuat. Penemuan lain adalah jenis Australopithecus habilis yang memiliki ciri-ciri antara lain:
·         memiliki volume otak yang lebih besar dibandingkan manusia kera Afrika yang lain yaitu ± 650 cm3, sehingga intelegensinya lebih tinggi;
·         sudah menggunakan alat bantu untuk memotong dari batu.

c. Manusia Jawa

Fosil manusia Jawa ditemukan oleh Eugene Dubois, yang merupakan ahli anatomi dan geologi dari Belanda. E. Dubois menemukan fosil tersebut di daerah Trinil, Jawa Timur pada tahun 1894. Pada tempat yang berbeda ditemukan pula manusia Jawa jenis lain. Penemuan ini dilakukan oleh C.R. Von Koenigswald di daerah Mojokerto dan Sangiran. Hasil penemuan Koenigswald tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus.
Manusia Jawa yang ditemukan tersebut memiliki ciri-ciri antara lain:
·         dapat berdiri dan berjalan dengan dua kaki;
·         memiliki volume otak kurang lebih 770 – 1000 cm3;
·         dapat berkomunikasi dengan berbicara;
·         dapat membuat alat berburu dan menggunakan api;
·         hidup kurang lebih 500.000 s.d. 300.000 tahun yang lalu.

d. manusia Peking

Penemuan fosil manusia purba dilakukan oleh Davidson Black (Canada) dan Franz Weiden Reich (Amerika) pada tahun 1920. Penemuan manusia purba tersebut berada di Gua Kapur, Peking. Hasil penemuan tersebut diberi nama Sinanthropus pekinensis.
Ciri-ciri manusia Peking tersebut antara lain:
·         memiliki volume otak yang agak besar yaitu kurang lebih 900–1200 cm3;
·         diperkirakan hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu;
·         mampu menggunakan senjata dan perkakas dari tulang dan batu;
·         sudah menggunakan api;
·         mempunyai kebudayaan yang lebih maju.

e. Homo Sapiens

Penemuan Homo sapiens oleh Eugene Dubois yaitu Homo wajakensis yang ditemukan di desa Wajak, Jawa Timur pada tahun 1889. Spesies ini diperkirakan hidup kurang lebih 40.000 tahun.

 3. Manusia Modern

Manusia modern memiliki ciri-ciri antara lain:
·         memiliki volume otak ± 1400 – 1500 cm3;
·         memiliki tinggi badan ± 1,6 m;
·         memiliki peradaban yang maju;
·         mempunyai peralatan yang lebih baik;
·         suka berburu;
·         sudah terdapat hubungan sosial dan upacara ritual;
·         diperkirakan hidup sekitar 100.000 – 40.000 tahun yang lalu.
Dari ciri-ciri tersebut, Anda dapat melihat suatu perkembangan terjadi menuju bentuk manusia yang lebih baik.

Tabel Jenis-Jenis Manusia Modern

Hasil gambar untuk tabel jenis manusia modern

Teori asal usul kehidupan
1. Teori Abiogenesis (generatio spontanea)
Teori abiogenesis adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis adalah teori asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain. Adapun para ilmuwan yang mengemukakan teori ini Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka melakukan pengamatan tersendiri yang lebih terencana dan terstruktur.
Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menyanggah teori abiogenesis. Redi membuat percobaan dengan memasukkan daging ke dalam dua buah toples; toples tanpa penutup (terbuka) dan toples dengan penutup.
Setelah beberapa hari diamati, muncul larva di daging dalam toples yang terbuka. Sementara daging di toples yang tertutup bersih. Redi pun berkesimpulan bahwa belatung tersebut berasal dari lalat-lalat yang masuk ke dalam toples dan bertelur di sana. Tidak berhenti sampai di situ, Redi kembali membuat percobaan untuk meyakinkan kesimpulannya.
Hasil gambar untuk percobaan fransisco redi
Percobaan Francesco Redi (Sumber: socratic.com)
Dia memodifikasi toples yang digunakan dengan membuat tutup yang terbuat dari kain kassa. Hal ini dia lakukan agar udara dari luar bisa masuk dan terjadi pembusukan daging, tetapi lalat tidak dapat masuk sehingga mencegah munculnya telur lalat. Hasilnya? Daging tersebut membusuk, dan tidak ada larva yang lahir.
  • Percobaan Lazzaro Spallanzani
Hampir mirip dengan percobaan yang dilakukan oleh Redi, Spallanzani berusaha membuktikan bahwa munculnya organisme berasal dari organisme lain yang hidup. Spallanzani melakukan pengujian dengan memanaskan air kaldu (rebusan daging) di dua tempat yang berbeda.
Setelah dipanaskan, masing-masing wadah diberikan kondisi yang berbeda: wadah yang pertama diberi penutup, sementara wadah satunya dibiarkan terbuka.
Hasil gambar untuk percobaan lazarro spallanzani
Percobaan LazzaroSpallanzani (Sumber: timetoast.com)
Setelah didiamkan beberapa hari, terlihat bahwa di wadah yang terbuka, kondisi air kaldu menjadi keruh dan aromanya busuk. Di sisi lain, kondisi air kaldu pada wadah yang tertutup tetap jernih. Kok bisa? Ini terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme yang berasal dari udara bebas.
  • Percobaan Louis Pasteur
Meskipun sudah dilakukan penelitian oleh Redi dan Spallanzani, teori abiogenesis tetap berdiri. Para pendukungnya menyangkal kesimpulan yang dibuat oleh Spallanzani dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak ada udara. Menurut mereka, udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
Sampai akhirnya Louis Pasteur, ahli biokimia kebangsaan Perancis, berhasil menyempurnakan percobaan Spallanzani. Sekaligus mematahkan teori abiogenesis. Pasteur memodifikasi salah satu wadah yang digunakan Spallanzani dengan wadah labu berleher panjang. Untuk apa? Leher panjang ini berguna sebagai indikator yang memberitahukan bahwa masih ada hubungan antara labu dan udara di luar (masih ada oksigen untuk mikroorganisme hidup).
Hasil gambar untuk percobaan louis pasteur
Ilustrasi oleh Megan Whitaker
Lalu bagaimana hasilnya?
Setelah dipanaskan dan didiamkan beberapa hari, ternyata air kaldu yang ditempatkan di labu berleher panjang tetap jernih. Tetapi, di bagian ujung lehernya muncul banyak debu dan kotoran. Sementara pada wadah yang terbuka, mengandung mikroorganisme.
Eksperimen ini pun mematahkan teori abiogenesis dan menghasilkan teori baru dengan 3 isi sebagai berikut:
1) Omnevivumexovo: Semua makhluk hidup berasal dari telur
2) Omne ovum exvivo: Semua telur berasal dari makhluk hidup
3) Omne vivum ex vivoSemua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Kamu juga pasti setuju dengan hasil teori dari percobaan Pasteur itu. Tapi sekarang, bagaimana kalau pertanyaannya kita ubah menjadi:
Kalau semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain, bagaimana caranya makhluk hidup pertama lahir?” 

Referensi :
Aryulina, Diah, Dkk. 2006. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Jika temen- temen malas untuk membacanya, dapat melihat video ini saja yaa :) 

https://www.youtube.com/watch?v=Oez0Hy6AJvY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar