HEREDITAS PADA MANUSIA
Di dalam inti sel terdapat kromatin yang berupa benang-benang halus.
Benang-benang halus ini dipintal menjadi kromosom ketika sel siap membelah.
Kromosom merupakan struktur padat yang terdiri dari dua molekul, yaitu protein
dan DNA. Kromosom dibedakan atas dua jenis, yaitu gonosom atau kromosom seks
(kromosom jenis kelamin) dan autosom atau kromosom tubuh. Pada struktur heliks
ganda DNA tertulis informasi pembuatan protein yang disebut gen. Silakan Anda
perhatikan gambar di bawah ini.
Secara garis besar, gen
memiliki dua fungsi, yaitu menduplikasi diri sendiri untuk menghasilkan kembali
sel dan terkait fungsi hereditas yang menyalin atau meneruskan informasi yang
sama ke generasi berikutnya. Informasi tersebut dapat berupa karakteristik
fisik, golongan darah, hingga kelainan dan cacat fisik hingga penyakit bawaan.
Fenomena kelainan fisik
atau penyakit bawaan pada manusia semakin lama semakin banyak terjadi. Penyakit
bawaan seperti asma, diabetes melitus, hingga kelainan jantung bukan disebabkan
infeksi kuman penyakit. Sama halnya dengan kelainan seperti albino, polidaktili
(jari lebih dari lima), dan buta warna. Penyakit dan kelainan tersebut diwarisi
oleh orang tua melalui kromosom tubuh (autosom) maupun kromosom seks (gonosom).
Berbeda dengan hewan
percoban seperti mencit, para peneliti mengalami kesulitan untuk menyelidiki
sifat keturunan pada manusia. Hal ini disebabkan karena tidak mungkin
mengawinkan manusia satu dengan yang lain sekehendak hati demi melihat
kemungkinan pewarisan sifat maupun penyakit keturunan.
Adanya kendala-kendala
tersebut menyebabkan timbulnya cara lain dalam mempelajari genetika manusia.
Apa itu genetika? Genetika merupakan cabang dari biologi yang mempelajari
faktor keturunan.
Beberapa cara yang umum
dipergunakan dalam genetika manusia adalah sebagai berikut.
- Menggunakan
pedigree (peta silsilah) yaitu catatan sifat menurun dari generasi ke
generasi secara beruntun.
- Meneliti
genetika pada hewan yang memiliki sifat atau karakter mirip dengan yang dimiliki
manusia.
- Mempelajari
penurunan sifat pada anak kembar.
Selain itu, ada
cara-cara yang dapat dilakukan para calon orang tua untuk mencegah penyakit dan
kelainan pada keturunannya kelak. Cara-cara pencegahan tersebut akan dibahas
pada bab materi hereditas pada manusia ini.
Sifat-sifat yang
dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui pola pewarisan tertentu.
Salah satu metode mempelajari penurunan sifat manusia yang banyak digunakan
adalah dengan metode asal usul atau silsilah dalam bentuk pedigree (peta
silsilah).
Simbol-simbol umum yang
digunakan pada pedigree sebagai berikut.
Simbol Pedigree pada
Manusia
Untuk memahami lebih
lanjut tentang peta silsilah, perhatikanlah animasi peta silsilah penyakit
hemofilia pada Kerajaan Inggris berikut.
Pola Pewarisan Sifat
pada Manusia
Pada materi 1 ini Anda
akan mempelajari tentang pola pewarisan sifat pada manusia. Manusia memiliki 46
kromosom (23 pasang kromosom). Kromosom manusia terdiri dari 22 pasang kromosom
tubuh (autosom) dan 1 pasang kromosom seks (gonosom). Kromosom tubuh akan
menentukan sifat-sifat manusia, karakteristik fisik, bahkan penyakit (jika ada)
pada keturunannya, misalnya hemofilia dan albino. Sedangkan kromosom seks akan
menentukan jenis kelamin manusia.
Coba Anda perhatikan
gambar kromosom manusia di bawah ini.
Hubungan antara Sel,
Kromosom, dan DNA
Berikut ini adalah cara
penentuan jenis kelamin pada manusia, :
Cacat dan Penyakit
Menurun pada Kromosom Autosom
Pada materi 2 ini Anda
akan mempelajari tentang cacat dan penyakit menurun pada kromosom autosom.
Sebagai ilustrasi, coba
Anda perhatikan gambar sel darah merah di bawah ini.
(A) Sel Darah Merah
Normal dan (B) Sel Darah Merah Berbentuk Sabit
Kelainan Sel Darah Sabit Ini Disebabkan oleh Tautan Kromosom Autosom
Kelainan bawaan yang
tertaut kromosom tubuh ada yang bersifat resesif dan ada yang bersifat dominan.
Kelainan-kelainan ini memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda mulai dari
sifat yang relatif tidak berbahaya seperti albinisme atau albino (tidak
memiliki pigmen kulit) hingga ke keadaan yang mengancam kehidupan seperti
fibrosis sistik.
Kelainan bawaan tertaut
kromosom yang bersifat resesif meliputi albino (tidak memiliki pigmen kulit
atau melanin), kebotakan, fibrosis sistik (tidak ada protein yang membantu
transport ion klorida melalui membran plasma sehingga dihasilkan banyak lendir
yang mempengaruhi pankreas, saluran pernapasan, kelenjar keringat dan lainnya),
fenilketouria (kelebihan asam amino fenil alanin yang akan merusak system saraf
dan mengarah kepada keterbelakangan mental), skizofrenia, anemia sel sabit, dan
talasemia (sel-sel darah merah yang tidak normal sehingga mengakibatkan
anemia). Sedangkan yang bersifat dominan yaitu sindaktili, polidaktili,
brakidaktili, hipertensi, dan Huntington.
- Cacat Bawaan Bersifat Autosom
Beberapa penyakit menurun yang umumnya hadir
ini dapat dibedakan berdasarkan jenis kromosom pembawanya, yaitu dapat bersifat
autosom atau gonosom. Beberapa penyakit bersifat
autosom yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah albino, brakidaktili,
gangguan mental, polidaktili, dan diabetes mellitus.
a.
Albino
Albino merupakan kelainan yang disebabkan oleh tidak
terbentuknya pigmentasi tubuh. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan yang
terkait dengan kromosom tubuh. Selain lahir tanpa pigmentasi, orang yang
memiliki kelainan ini sangat peka dengan cahaya berintensitas tinggi. Kelainan
ini terjadi karena tubuh seseorang tidak mempunyai gen yang mampu membentuk
enzim untuk mengubah tirosin menjadi pigmen melanin (pembentuk warna kulit).
Gen tersebut adalah gen dominan A. Oleh karena itu, orang yang normal akan
mempunyai genotip AA atau Aa dan orang albino tidak mempunyai gen A atau
mempunyai genotip aa (resesif homozigot).
P
|
Fenotipe
|
:
|
normal heterozigot
|
X
|
normal heterozigot
|
Genotipe
|
:
|
Aa
|
Aa
|
||
Gamet
|
:
|
A, a
|
A, a
|
||
F1
|
Gamet
|
A
|
a
|
A
|
AA
|
Aa
|
A
|
Aa
|
Aa
|
1.
AA : normal (25%)
2.
Aa : normal
heterozigot (50%)
3.
aa:albino(25%)
Pada perkawinan dua orang yang normal, heterozigot dapat
menghasilkan keturunan albino. Hal ini disebabkan kedua orang tuanya mempunyai
gen resesif yang akan bergabung membentuk gen resesif homozigot (aa). Orang tua
yang terlihat normal tetapi dapat menurunkan albino kepada anaknya ini disebut
“carrier”.
b.
Brakidaktili
Brachydactily adalah keadaan seseorang yang mempunyai jarijari
pendek atau tidak normal. Hal ini terjadi karena pendeknya tulang-tulang pada
ujung jari dan tumbuh menjadi satu.Gen yang menyebabkan penyakit ini adalah gen
dominan (B) yang bersifat letal. Oleh karena itu, individu yang memiliki
genotipe homozigot dominan (BB) akan mengalami kematian. Adapun penyakit
brakidaktili disebabkan oleh genotipe heterozigot (Bb). Keadaan genotipe homozigot
resesif (bb) merupakan individu normal.
P
|
Fenotipe
|
:
|
brakidaktili
|
X
|
Brakidaktili
|
Genotipe
|
:
|
Bb
|
Bb
|
||
Gamet
|
:
|
B, b
|
B, b
|
||
F1
|
Gamet
|
B
|
b
|
B
|
BB
|
Bb
|
B
|
Bb
|
bb
|
1 BB
: meninggal (25%)
2 Bb : brakidaktili (50%)
1 aa : normal (25%)
c. Gangguan Mental
2 Bb : brakidaktili (50%)
1 aa : normal (25%)
c. Gangguan Mental
Gangguan mental atau cacat mental merupakan
kelainan yang diwariskan dari kedua orangtuanya. Beberapa gangguan mental yang
diketahui adalah imbisil, debil, dan idiot. Ciri-ciri dari penderita gangguan
mental, antara lain warna rambut dan kulit kekurangan pigmen, bereaksi lamban,
tidak berumur panjang, dan biasanya IQ rendah.
Salah satu penyebab gangguan mental adalah rusaknya sistem saraf akibat kadar asam fenilpiruvat yang tinggi dalam tubuh, atau biasanya disebut fenilketonuria (FKU). FKU disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mensintesis enzim yang dapat mengubah fenilalanin menjadi asam amino tiroksin. Produksi enzim tersebut dikendalikan oleh gen dominan. Oleh karena itu, seorang anak yang memiliki gen homozigot resesif tidak bisa memproduksi enzim tersebut.
Salah satu penyebab gangguan mental adalah rusaknya sistem saraf akibat kadar asam fenilpiruvat yang tinggi dalam tubuh, atau biasanya disebut fenilketonuria (FKU). FKU disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mensintesis enzim yang dapat mengubah fenilalanin menjadi asam amino tiroksin. Produksi enzim tersebut dikendalikan oleh gen dominan. Oleh karena itu, seorang anak yang memiliki gen homozigot resesif tidak bisa memproduksi enzim tersebut.
P
|
Fenotipe
|
:
|
normal heterozigot
|
X
|
normal heterozigot
|
Genotipe
|
:
|
Aa
|
Aa
|
||
Gamet
|
:
|
A, a
|
A, a
|
||
F1
|
Gamet
|
A
|
a
|
A
|
AA
|
Aa
|
A
|
Aa
|
aa
|
1 AA
: normal (25%)
2 Aa : normal heterozigot atau carrier FKU (50%)
1 aa : gangguan mental FKU (25%)
d. Polidaktili
2 Aa : normal heterozigot atau carrier FKU (50%)
1 aa : gangguan mental FKU (25%)
d. Polidaktili
Penderita polidaktili memiliki jumlah jari
tangan dan kaki lebih dari normal. Polidaktili adalah suatu kelainan yang
diwariskan oleh gen autosom dominan P, sedangkan gen p untuk normal. Hal ini
terjadi karena kelainan ditentukan oleh autosom, ekspresi gen yang terjadi
berbeda sehingga lokasi tambahan jari berbeda. Misalnya seorang laki-laki
penderita polidaktili menikah dengan seorang wanita polidaktili heterozigot
pula.
P
|
Fenotipe
|
:
|
polidaktili
heterozigot
|
X
|
polidaktili
heterozigot
|
Genotipe
|
:
|
Pp
|
Pp
|
||
Gamet
|
:
|
P, p
|
P, p
|
||
F1
|
Gamet
|
P
|
p
|
P
|
PP
|
Pp
|
P
|
Pp
|
pp
|
1 PP
: polidaktili homozigot (25%)
2 Pp : polidaktili heterozigot (50%)
1 pp : normal (25%)
2 Pp : polidaktili heterozigot (50%)
1 pp : normal (25%)
e. Diabetes
Mellitus
Diabetes mellitus adalah terbuangnya glukosa
bersama urine karena terjadi gangguan fungsi insulin yang dihasilkan oleh pulau
Langerhans pada pankreas. Seperempat dari penderita diabetes mellitus ternyata
diakibatkan faktor genetis dan tiga perempat yang lainnya karena faktor
makanan. Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif homozigot (dd).
Cacat dan Penyakit
Menurun Melalui Kromosom Seks
Cacat bawaan dapat pula bersifat
gonosom, yakni terpaut pada kromosom seks. Beberapa cacat atau kelainan
bersifat gonosom, antara lain buta warna dan hemofilia. Kelainan gonosom
dikelompokkan menjadi kelainan pada gonosom X dan kelainan pada gonosom Y.
A. Kelainan oleh alel resesif pada gonosom X
A. Kelainan oleh alel resesif pada gonosom X
Alel
resesif atau dominan pada kromosom X juga dapat menentukan terjadinya kelainan
pada individu keturunan manusia. Pada manusia, telah dikenal lebih dari 150
sifat keturunan yang kemungkinan disebabkan oleh gen-gen tertaut kromosom X.
Beberapa kelainan, terutama akibat alel resesif pada kromosom X tersebut
adalah:
1) Buta Warna
Kita
mengenal penyakit buta warna sebagai cacat bawaan yang dibawa mulai lahir. Ada
beberapa golongan penyakit buta warna pada manusia. Buta warna total, orang ini
benar-benar hanya dapat membedakan warna hitam dan putih saja dan tidak dapat
melihat warna lainnya. Buta warna parsial, orang yang menderita kelainan buta
warna parsial ini tidak mampu untuk membedakan beberapa warna tertentu, seperti
warna hijau, biru, atau merah.
Kelainan
buta warna disebabkan oleh gen yang terpaut pada gonosom X dan bersifat resesif.
Kehadiran gen Xcb ini pada kondisi heterozigot pada wanita hanya akan
menyebabkan ia sebagai carrier dan jika pada pria kehadiran gen Xcb akan menyebabkan buta warna.
P
|
Fenotipe
|
:
|
wanita carrier
|
X
|
pria normal
|
Genotipe
|
:
|
XcbX
|
XY
|
||
Gamet
|
:
|
Xcb, X
|
X, Y
|
||
F1
|
Gamet
|
X
|
Y
|
Xcb
|
XcbX
|
XcbY
|
X
|
XX
|
XY
|
XcbX : wanita carrier (25%)
XcbY : pria buta warna (25%)
XX : wanita normal (25%)
XY : pria normal (25%)
2) Hemofilia
XcbY : pria buta warna (25%)
XX : wanita normal (25%)
XY : pria normal (25%)
2) Hemofilia
Hemofilia
merupakan suatu kelainan yang menyebabkan terhambatnya proses pembekuan darah.
Oleh karena itu, apabila seseorang yang memiliki kelainan ini terluka, akan
mengakibatkan kehabisan darah yang lebih cepat sehingga dapat menyebabkan
kematian. Hemofilia menyebabkan tidak terbentuknya faktor antihemofilia yang
diperlukan untuk pemecahan trombosit menjadi trombokinase pada proses pembekuan
darah. Gen penyebab hemofilia ini terkait dengan gonosom X dan bersifat
resesif.
Pada
kondisi homozigot resesif, hemofilia bersifat letal bagi wanita sehingga hampir
tidak ada wanita yang mengalami penyakit hemofilia. Contoh kasus hemofilia
dapat kita lihat pada perkawinan antara seorang ibu normal heterozigot dan
suami normal berikut ini.
P
|
Fenotipe
|
:
|
normal heterozigot
|
X
|
pria normal
|
Genotipe
|
:
|
XbX
|
XY
|
||
Gamet
|
:
|
Xb, X
|
X, Y
|
||
F1
|
Gamet
|
X
|
Y
|
Xb
|
XbX
|
XbY
|
X
|
XX
|
XY
|
XbX : wanita carrier (25%)
XbY : laki-laki hemofilia (25%)
XX : wanita normal (25%)
XY : pria normal (25%)
3) Anodontia
XbY : laki-laki hemofilia (25%)
XX : wanita normal (25%)
XY : pria normal (25%)
3) Anodontia
Anodontia
merupakan kelainan pada seseorang yang tidak mempunyai benih gigi pada
rahangnya, sehingga gigi tidak dapat tumbuh selamanya. Kelainan ini banyak
ditemukan pada pria. Menurut para ahli, penderita anodontia juga menunjukkan
ciri seperti berambut jarang dan susah berkeringat. Gen resesif penyebab
anodontia adalah a, sehingga pewarisan sifatnya juga seperti pada buta warna.
P
|
Fenotipe
|
:
|
normal carrier
|
X
|
pria normal
|
Genotipe
|
:
|
XAXa
|
XAY
|
||
Gamet
|
:
|
XA, Xa
|
XA, Y
|
||
F1
|
Gamet
|
XA
|
Y
|
XA
|
XAXA
|
XAY
|
Xa
|
XAXa
|
XaY
|
1 XAXA =
wanita normal (25%)
1 XAXa = wanita normal carrier (25%)
1 XAY = laki-laki normal (25%)
1 XaY = laki-laki anodontia (25%)
b. Kelainan oleh alel resesif pada gonosom Y
1 XAXa = wanita normal carrier (25%)
1 XAY = laki-laki normal (25%)
1 XaY = laki-laki anodontia (25%)
b. Kelainan oleh alel resesif pada gonosom Y
Karena
yang mempunyai kromosom Y hanya pria, maka kelainan ini hanya dialami oleh pria
saja. Agar lebih mudah dalam mempelajari kelainan oleh alel resesif pada
gonosom Y, simak tabel berikut.
Kelainan
|
Alel
resesif
|
Ciri-ciri
|
Keterangan
|
Hypertrichosis
|
H
|
Rambut tumbuh pada bagian-bagian
tertentu di tepi daun telinga.
|
Sering dijumpai di India dan
Pakistan
|
Hystrixgravier
|
Hg
|
Rambut tumbuh panjang dan kaku di
permukaan tubuh menyerupai duri landak
|
Pada abad ke-18, penderita
(disebut Porcupine man) ini pernah ditemukan. Namun, Penrose dan stern (1958)
tidak begitu yakin jika kelainan ini tertaut kromosom Y.
|
Webtoes
|
wt
|
Kulit tumbuh diantara jari-jari
(terutama kaki)
|
Kaki atau tangan yang berselaput
ini menyerupai kaki katak atau burung air.
|
Penggolongan Darah
pada Manusia
Pada materi 4 ini Anda
akan mempelajari tentang penggolongan darah pada manusia. Silakan Anda
perhatikan ilustrasi golongan darah di bawah ini.
Sistem ABO, Salah Satu
Sistem Penggolongan Darah Manusia
Telah diketahui bahwa
golongan darah manusia berbeda-beda. Penentuan golongan darah manusia saat ini
ditentukan dengan tiga macam sistem, yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem
Rh.
Perbedaan golongan darah
ini terutama dikenali pada saat transfusi darah. Bila transfusi darah terjadi
pada orang yang bergolongan sama, terjadi kecococokan antara darah donor
(pemberi) dan darah resipien (penerima). Sebaliknya, jika terjadi transfusi
darah dari donor kepada resipien yang tidak sama golongan darahnya, akan terjadi
reaksi penggumpalan darah atau reaksi serologis pada tubuh penerima. Akibatnya,
resipien dapat meninggal dunia.
Reaksi serologis atau
penggumpalan darah dapat terjadi karena adanya reaksi antigen (glikoprotein
yang dianggap benda asing) dan antibodi (molekul protein yang
merespon keberadaan antigen).
Penggolongan Darah
Sistem ABO
Secara fisiologi,
berdasarkan adanya aglutinin dalam plasma darah dan aglutinogen dalam eritrosit
yang dikemukakan oleh K. Landsteiner (1868-1943), darah terbagi menjadi empat
golongan yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Untuk lebih memahami
tentang penggolongan darah sistem ABO, perhatikan gambar berikut.
Penggolongan Darah
Sistem ABO
Berdasarkan keberadaan
antigen dan antibodi A dan B dalam darah, golongan darah dibedakan menjadi 4,
yaitu A, b, AB, dan O.
- Golongan
darah A memiliki antigen atau aglutinogen A, dan antibodi atau aglutinin B
- Golongan
darah B memiliki antigen atau aglutinogen B, dan antibodi atau aglutinin A
- Golongan
darah AB memiliki antigen atau aglutinogen A dan juga B, dan tidak
memiliki antibodi atau aglutinin
- Golongan
darah O tidak memiliki antigen atau aglutinogen apapun
Kemudian, pada suatu
pernikahan seseorang sering dijumpai kasus di mana golongan darah A yang
menikah dengan golongan darah B, ternyata memiliki anak bergolongan darah O.
bagaimana hal itu bisa terjadi? Perhatikan tabel berikut.
Tabel genotip golongan
darah manusia
Jadi, berdasarkan data pada tabel, maka:
- golongan
darah A dapat bersifat homozigot IA IA maupun heterozigot IA IO
- golongan
darah B dapat bersifat homozigot IB IB maupun heterozigot IB IO
- golongan
darah AB hanya bersifat homozigot IA IB
- golongan
darah O hanya bersifat homozigot IO IO
Perhatikan contoh kasus
pada gambar di bawah ini:
Contoh-contoh Kasus
Pernikahan Golongan Darah Sistem ABO dan Keturunannya
Penggolongan Darah
Sistem MN
Pada tahun 1927, K.
Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang diberi nama antigen M dan
antigen N. Sel darah merah seseorang dapat mengandung salah satu dari kedua
antigen tersebut. Penggolongannya ada tiga macam, yaitu golongan darah M, N,
dan MN.
Untuk lebih memahami
tentang penggolongan darah sistem MN, perhatikan tabel berikut.
Penggolongan Darah
Sistem MN
Berdasarkan keberadaan
antigen M dan antigen N dalam darah, golongan darah dibedakan menjadi golongan
darah M, N, dan MN.
- Golongan
darah M memiliki genotip IM IM
- Golongan
darah N memiliki genotip IN IN
- Golongan
darah MN memiliki genotip IM IN
Ada sebuah contoh kasus,
perempuan bergolongan darah N yang menghasilkan gamet IN menikah dengan laki-laki bergolongan darah MN, yang
menghasilkan gamet IM dan IN. Perhatikan gambar di
bawah ini.
Contoh Kasus Pernikahan
Golongan Darah Sistem MN dan Keturunannya
Berdasarkan tabel
persilangan, anak-anaknya bergolongan darah MN 50% dan golongan darah N 50%.
Penggolongan Darah
Sistem Rh
K. Landsteiner dan
Weiner pada tahun 1940 menemukan cara penggolongan darah yang disebut Rhesus
(Rh). Disebut rhesus antigen ini pertama kali ditemukan dalam eritrosit kera
“rhesus” (Macaca rhesus).
Tipe Rh digolongkan menjadi Rh positif (+) dan Rh negatif (-).
Menurut sistem Rh, penggolongan darah dirumuskan sebagai berikut:
- Golongan
darah yang fenotipnya Rh+ memiliki genotip IRh IRh atau
IRh Irh
- Golongan darah yang fenotipnya Rh- memiliki genotip Irh Irh
Daftar
Pustaka
Budiati,
Herni.2009.Biologi untuk SMA & MA
Kelas XII, Jilid 3. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Ferdinand.P,
Fictor.,Ariebowo, Moekti.2009.Praktis
belajar biologi3.Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rachmawati,
Faidah.,Urifah, Nurul.,Wijayati, Ari.2009. Biologi
untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rochmah, Siti
Nur.,Widayati, Sri.,Miah, Mazrikhatul.2009.Biologi
SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Sudjino. 2009.Biologi kelas XII untuk SMA dan MA/Langkah
Sembiring. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
W.Ferial,
Eddyman.2013.Biologi Reproduksi.Jakarta:
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar